Minggu, 17 Februari 2013

Isomaltulosa Perpanjang Konsentrasi Anak

Isomaltulosa sebagai karbohidrat dengan indeks glikemik yang rendah ketika dilarutkan pada susu dibuktikan mampu memperpanjang daya konsentrasi anak. Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membuktikan pada riset terhadap 54 anak berusia 4-6 tahun.
”Isomaltulosa pada susu yang diberikan kepada 54 anak terbukti secara konsisten mampu memperpanjang konsentrasi hingga tiga jam saat riset dilakukan,” kata Saptawati Bardosono, peneliti dan ahli nutrisi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada konferensi pers ”Studi Klinis: Manfaat Isomaltulosa Tingkatkan Kognitif Anak”, Senin (19/3), di Jakarta.
Saptawati mengatakan, isomaltulosa merupakan karbohidrat yang memberikan cita rasa manis. Dengan indeks glikemik rendah, isomaltulosa mengurangi potensi diabetes.
Peneliti senior nutrisi FrieslandCampina, Anne Schaafsma, menyampaikan, riset yang dilakukan tim FKUI itu merupakan riset konfirmasi atas hasil penelitian sebelumnya. FrieslandCampina mendukung riset isomaltulosa untuk meningkatkan kognitif anak di Inggris dan Malaysia.
”Riset di Inggris belum memastikan hasil, sedangkan riset di Malaysia sudah menunjukkan pengaruh isomaltulosa memperpanjang daya konsentrasi pada anak,” kata Anne Schaafsma.
Menurut dia, isomaltulosa melepaskan glukosa secara perlahan sehingga mampu mencukupi kebutuhan energi pada otak dalam waktu cukup lama. Ketersediaan energi yang cukup bagi otak akan bermanfaat bagi perkembangan sel-sel otak.
Ahli psikiatri anak, Tjhin Wiguna, mengatakan bahwa usia 4-6 tahun merupakan masa penting mengoptimalkan perkembangan sel otak. Konsumsi susu dengan kandungan isomaltulosa mampu menjaga ketersediaan energi bagi otak.
Ahli pediatrik dan neurologi FKUI Dwi Putro mengatakan, otak membutuhkan energi jauh lebih banyak dibandingkan organ lain. Pada kondisi anak beristirahat, berat otak kurang dari 10 persen berat tubuh. Namun, kebutuhan energi bagi otak lebih dari 40 persen berat tubuh.
”Selain nutrisi, yang juga berpengaruh pada otak adalah genetik dan stimulasi,” kata Dwi Putro.

From: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar