Sabtu, 09 Maret 2013

Di Balik Suplemen Protein Pembangun Otot

Suplemen protein kerap menjadi andalan bagi mereka yang mendambakan tubuh berotot dengan guratan sixpack. Tetapi waspadalah karena suplemen yang banyak dijual di pusat-pusat kebugaran itu punya efek samping berbahaya.

The British Dietetic Association (BDA) menyebutkan protein tambahan dalam dosis tinggi bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan sperti kerusakan ginjal dan liver. 

Kandungan suplemen protein itu sendiri masih belum jelas. Produsen mengatakan selama 11 tahun terakhir ini produk mereka cukup aman, buktinya hanya 11 konsumen yang melaporkan adanya efek samping.

Jane Griffin, mantan ahli nutrisi atlet olimpiade Inggris mengatakan, makin banyak protein yang dikonsumsi, makin banyak yang harus dikeluarkan tubuh. 

"Orang yang mengonsumsi protein dosis tinggi banyak yang menderita gangguan ginjal karena tingginya jumlah protein yang harus mereka singkirkan," kata Griffin.

Tubuh memang memerlukan protein untuk pembentukan otot dan para penggila bentuk tubuh berotot menggunakan protein dosis tinggi supaya ototnya lebih cepat terbentuk. 

Euromonitor, yang melakukan penelitian tentang marketing memperkirakan industri suplemen olahraga tumbuh 15 persen tahun lalu. 

Sekitar satu dari lima orang yang pergi ke gym lebih dari dua kali seminggu juga diketahui menggunakan suplemen, baik itu dalam bentuk bubuk atau camilan batangan. 

Departemen Kesehatan Inggris merekomendasikan pada orang dewasa untuk menghindari konsumsi protein lebih tinggi dari yang dianjurkan (55,5 gr untuk pria, dan 45 gr untuk wanita). 

Salah satu kandungan dalam suplemen olahraga yang dianggap berbahaya adalah DMAA. Stimulan tersebut dijual dalam bentuk minuman kocok (shake) pembakar lemak. 

Richard Cook (22) mengaku selama empat tahun selalu mengonsumsi suplemen protein dan juga rutin minum shakes pembakar lemak antara 4-7 gelas setiap hari. Ia pun mengalami efek samping yang tidak mengenakkan. 

"Saya merasa seperti minum obat. Sering merasa gemetar dan mudah marah," katanya.  Meski saat ini ia masih mengonsumsi suplemen protein dan kreatin, tetapi ia sudah tidak lagi minum shakes. 

Asosiasi Produsen Makanan Kesehatan, yang mewakili industri suplemen, mengatakan produk suplemen kebugaran mereka aman dan sudah diakui konsumen. Dalam laman Facebook mereka menulis, selama aturan pakai ditaati, seharusnya tidak ada efek samping yang bisa merugikan kesehatan.

From: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar